upacara hari kartin
Jumat legi 21 April  2017 smk N1 gantiwarno melaksanakan upacara bendera sebagai  peringatan hari kartini secar singkat  Raden Adjeng Kartini adalah anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat kepada adat istiadat. Ia adalah putri dari istri pertama, bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur,
Jepara.Ayah kartini pada mulanya adalah seorang wedan di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorag bupati harus beristrikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukan seorang bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan, keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikomo.Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Â
Dari kesemua saudara sekandung, kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa.Setelah lulus dari sekolah dasar ia tidak di perbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orangtuanya. Sampai usia 12 tahun, Kartini dipeerbolehkan bersekolah di ELS ( Europe Lagere School ).
Di sini kartini antar lain belajar bahasa Belanda, tetapi setelah berusia lebih dari 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa di pingit. Ia di pingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani si mbok ( pembantunya ).Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang masih diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leesttrommel ( paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan ). Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil memuat catatan-catatan.
Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya masalah emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Diantara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20 tahun, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli. Lalu  De Stille Kraacht ( Kekuatan Gaib ) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta De Witt yang sedang-sedang saja.
Masih banyak lagi buku yang dibaca Kartini dan semuanya berbahasa belanda.Oleh orang tuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki 3 istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau disebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang, Surabaya, Jogjakarta, Malang, Madiun, Cirebon, dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “ Sekolah Kartini “. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh politis etis. Ketenarannya tidak membuat kartini sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan yang miskin dan kaya.Pada tanggal 17 September 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke 25, setelah ia melahirkan putra pertamanya.
Setelah kartini wafat, Mr.J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah di kirim R.A. Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon  pada saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu berjudul “ DOOR DUISTERNIS TOT LICH “ yang arti “habis gelap terbitlah terang”